Rabu, 30 Januari 2013

Media Sosial



Media sosial
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Description: http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf7/skins/common/images/magnify-clip.png
Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".[1]

1.   Media sosialisai
Yaitu media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi , yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".

2.   Dampak Media Sosial
Dampak Positif Media Sosial
sisi positif dari media sosial antara lain membantu memperkuat masyarakat sipil. Selain itu, media sosial juga memungkinkan semua orang untuk bebas berekspresi, berbicara, termasuk mengkritik langsung dan secara terbuka terhadap semua orang yang kita kenal.

Dampak negative Media Sosial
Sisi negatif dari media sosial kebiasaan  media sosial dapat meningkatkan stres, melemahkan hubungan personal, dan membuat anda selalu kurang tidur.
 

Dampak Media Sosial di Kalangan Remaja dan Dewasa



Media sosial sebagai tempat untuk menuliskan atau mencurahkan uneg-uneg seseorang, belakangan memang dianggap oleh sebagian orang tidak ubahnya sebagai pengganti diary. Orang bebas untuk menuliskan atau membagikan apa saja. Konsekuensi dari hal tersebut tentu saja juga terkait dari bagaimana menggunakan media sosial. Menurut penelitian terbaru, kecenderungan sebagian besar para pengguna media sosial cukup baik. Penilitian tersebut setelah melalui hasil studi dari Pew Internet sebuah pusat studi informasi yang meneliti sikap, isu dan tren yang terjadi di Amerika Serikat dan dunia yang meliputi remaja dan orang dewasa.

Hasil penelitian yang ditafsirkan oleh Salesforce Rypple melalui infografik ini menjelaskan, bahwa hanya satu dari lima remaja dan satu dari 20 orang dewasa yang mengatakan bahwa Twitter dan Facebook berpengaruh tidak baik terhadap mereka. Sementara dua pertiga dari semua responden mengatakan bahwa jejaring sosial membuat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri saat menggunakannya. Mayoritas pengguna juga mengatakan bahwa media sosial membuat mereka lebih dekat dengan orang lain.

Lebih lanjut penelitian ini mengemukakan bahwa sebagian besar yang paling terkena dampak dari berbagai hal negatif yang terjadi di media sosial ini adalah remaja. Seperempat dari remaja mendapat masalah di sekolah karena apa yang mereka tulis di situs media sosial, berbanding 3% yang didapati oleh orang dewasa di tempat kerjanya. Sebanyak 13% remaja juga terlibat pertengkaran dengan anggota keluarganya karena media sosial ini, dibanding 11% kasus yang terjadi pada orang dewasa. Sementara kasus terputusnya hubungan pertemanan dikalangan remaja yang ditimbulkan karena menggunakan media sosial adalah sebesar 22% berbanding 15% di kalangan dewasa.
 

3.   Etika-etika dalam media sosial
·        Hindari informasi tidak penting 
    Setiap orang melakukan Informasi setiap kali sedang atau telah melakukan sesuatu, bahkan  mencurahkan isi hatinya. Hal-hal tersebut terkadang tidak disukai banyak orang.  Alasan utamanya ialah tidak semua orang ingin tahu urusan pribadi.
 ·          Jangan Berkata Kasar 
  Terkadang media sosial jadi tempat kita menumpahkan kekesalan. Jaga ucapan/ketikan yang menjerumus ke tindak kejahatan atau tulisan yang tidak pantas di publish.

     ·      Tidak Memiliki Konten Yang Mengandung Unsur Pornografi.
          Jangan mengupload data yang mengandung pornografi.

4.   Macam-macam contoh kasus di sosial media
- Penipuan di facebook.
- Banyak yang menjadi korban penculikan dan penipuan lewat faceboo,twitter dan
   jejaring  sosial lainnya
- Beredarnya konten yang memiliki unsur SARA.
- Pembobolan akun jejaring sosial.
- Mengunggah video maupun foto yang mengandung usur pornografi ke jejaring
  sosial

5.   Peran pemerintah dalam era keterbukaan informasi

 Pelaksanaan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), khususnya pasal 13 tentang kewajiban Badan Publik menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Dalam era keterbukaan informasi seperti sekarang ini, keberadaan PPID sangat penting dan diperlukan oleh Badan Publik, karena PPID yang bertanggungjawab dalam penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian, dan pengamanan informasi serta memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat yang membutuhkan.



Referensi
1.      ^ Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein (2010) "Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1): 59–68.
2.      ^ Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein (2010) "Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1): 59–68.
3.      ^ Gamble, Teri and Michael. Communication works. Seventh edition.
5.      ^ Grant, August E & Meadows, Jennifer H. (eds.) (2010).Communication Technology Update and Fundamental.12th Edition.Boston: Focal Press
6.      ^ Kietzmann, Jan H. (2011). "Social media? Get serious! Understanding the functional building blocks of social media". Business Horizons 54 (3): 241–251. doi:10.1016/j.bushor.2011.01.005. ISSN 0007-6813. Diakses pada 23 Agustus 2011.
 

Jumat, 30 November 2012

Hasil Wawancara


Asal – Usul & Suka Duka Seorang Guru
Dian Suyanti, S.Psi seorang guru yang bertempat tinggal di Pasir Putih tepatnya di Lorong SDN no 78 Kota Jambi. Dia memiliki pendidikan terakhir yaitu Sarjanah Psikologi yang berasal dari Universitas Putra Bangsa Surabaya dalam program study Psikologi Industri dan Organisasi. Menjadi seorang guru adalah termasuk cita-citanya, karena dia suka mengajar, sejak dia masih kuliah dia mengajar les privat untuk anak SD. Pada awalnya dia lebih memilih ke Personali, tapi mengapa dia memilih menjadi seorang guru? Itu karena sebagai guru membuat dia lebih berkembang jadi mengetahui wawasan yang lebih luas yaitu dengan membaca buku dan mengikuti seminar-seminar.
Sebelum dia mengajar di Yayasan Pendidikan Pelita Raya, dia mengajar di SMA IMKA Surabaya, SMP-SMA SANT LOUIS dan SMP-SMA Taruna Nusa Harapan Mojokerto. Selama ­± 12 tahun dia memiliki profesi menjadi guru, di pernah menjadi kepala sekolah TK, menjadi guru SD dan pernah menjadi sekretaris yayasan. Saat ini selain dia mengajar di Yayasan Pendidikan Pelita Raya dia masih mengajar les privat untuk anak SD.
Suka duka yang dia miliki selama menjadi guru yaitu :
1.       Sukanya jika siswa-siswinya berprestasi.
2.       Dukanya susah sekali membina siswa-siswi yang susah diatur.
Dia tidak memiliki suatu hal yang sulit dalam menghadapi siswa-siswinya, karena dia mengajarnya dengan simpel. Dia hanya ingin siswa-siswinya memiliki sikap tanggung jawab, dia juga termasuk guru yang memiliki sifat terbuka.
                Orangtuanya yang selalu mendukung dia untuk menjdi seorang guru, khususnya sang ayah karena ayahnya yang lebih dekat dengannya. Ayahnya selalu menyuruh dia untuk mencari wawasan dengan banyak membaca buku.
Berikut beberapa trik-trik menghadapi siswa-siswi yang susah diatur :
1.       Mengadakan pendekatan yang lebih dalam lagi, karena mungkin mereka punya masalah dalam keluarga.
2.       Lebih mengenal bagaimana siswa/siswinya.
3.       Lebih mengenal bagaimana orangtuanya dalam mendidik anaknya.
Permasalahan yang sering dialaminya masih biasa saja, belum ada yang ke tahap sangat sulit sampai membuatnya angkat tangan. Dia pernah berfikir bahwa jika dia berhenti dari profesi ini, bahkan dia sudah memiliki profesi lain jika berhenti jadi guru. Tetapi saat ini dia masih ingin menjadi guru dan lebih terbeban menjadi seorang guru.
Narasumber : Dian Suyanti, S.Psi