Media sosial
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Media Sosial
Media sosial adalah
sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual. Blog,
jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein
mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis
internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".[1]
Media sosial sebagai tempat untuk menuliskan atau mencurahkan uneg-uneg seseorang, belakangan memang dianggap oleh sebagian orang tidak ubahnya sebagai pengganti diary. Orang bebas untuk menuliskan atau membagikan apa saja. Konsekuensi dari hal tersebut tentu saja juga terkait dari bagaimana menggunakan media sosial. Menurut penelitian terbaru, kecenderungan sebagian besar para pengguna media sosial cukup baik. Penilitian tersebut setelah melalui hasil studi dari Pew Internet – sebuah pusat studi informasi yang meneliti sikap, isu dan tren yang terjadi di Amerika Serikat dan dunia – yang meliputi remaja dan orang dewasa.
Hasil penelitian yang ditafsirkan oleh Salesforce Rypple melalui infografik ini menjelaskan, bahwa hanya satu dari lima remaja dan satu dari 20 orang dewasa yang mengatakan bahwa Twitter dan Facebook berpengaruh tidak baik terhadap mereka. Sementara dua pertiga dari semua responden mengatakan bahwa jejaring sosial membuat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri saat menggunakannya. Mayoritas pengguna juga mengatakan bahwa media sosial membuat mereka lebih dekat dengan orang lain.
Lebih lanjut penelitian ini mengemukakan bahwa sebagian besar yang paling terkena dampak dari berbagai hal negatif yang terjadi di media sosial ini adalah remaja. Seperempat dari remaja mendapat masalah di sekolah karena apa yang mereka tulis di situs media sosial, berbanding 3% yang didapati oleh orang dewasa di tempat kerjanya. Sebanyak 13% remaja juga terlibat pertengkaran dengan anggota keluarganya karena media sosial ini, dibanding 11% kasus yang terjadi pada orang dewasa. Sementara kasus terputusnya hubungan pertemanan dikalangan remaja yang ditimbulkan karena menggunakan media sosial adalah sebesar 22% berbanding 15% di kalangan dewasa.
1. Media sosialisai
Yaitu media sosial sebagai "sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi ,
yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated
content".
2. Dampak Media Sosial
Dampak Positif Media Sosial
sisi positif dari media sosial antara lain
membantu memperkuat masyarakat sipil. Selain itu, media sosial juga
memungkinkan semua orang untuk bebas berekspresi, berbicara, termasuk
mengkritik langsung dan secara terbuka terhadap semua orang yang kita kenal.
Dampak negative Media Sosial
Sisi negatif dari media sosial kebiasaan media sosial dapat meningkatkan stres,
melemahkan hubungan personal, dan membuat anda selalu kurang tidur.
Dampak Media Sosial di Kalangan Remaja dan Dewasa
Media sosial sebagai tempat untuk menuliskan atau mencurahkan uneg-uneg seseorang, belakangan memang dianggap oleh sebagian orang tidak ubahnya sebagai pengganti diary. Orang bebas untuk menuliskan atau membagikan apa saja. Konsekuensi dari hal tersebut tentu saja juga terkait dari bagaimana menggunakan media sosial. Menurut penelitian terbaru, kecenderungan sebagian besar para pengguna media sosial cukup baik. Penilitian tersebut setelah melalui hasil studi dari Pew Internet – sebuah pusat studi informasi yang meneliti sikap, isu dan tren yang terjadi di Amerika Serikat dan dunia – yang meliputi remaja dan orang dewasa.
Hasil penelitian yang ditafsirkan oleh Salesforce Rypple melalui infografik ini menjelaskan, bahwa hanya satu dari lima remaja dan satu dari 20 orang dewasa yang mengatakan bahwa Twitter dan Facebook berpengaruh tidak baik terhadap mereka. Sementara dua pertiga dari semua responden mengatakan bahwa jejaring sosial membuat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri saat menggunakannya. Mayoritas pengguna juga mengatakan bahwa media sosial membuat mereka lebih dekat dengan orang lain.
Lebih lanjut penelitian ini mengemukakan bahwa sebagian besar yang paling terkena dampak dari berbagai hal negatif yang terjadi di media sosial ini adalah remaja. Seperempat dari remaja mendapat masalah di sekolah karena apa yang mereka tulis di situs media sosial, berbanding 3% yang didapati oleh orang dewasa di tempat kerjanya. Sebanyak 13% remaja juga terlibat pertengkaran dengan anggota keluarganya karena media sosial ini, dibanding 11% kasus yang terjadi pada orang dewasa. Sementara kasus terputusnya hubungan pertemanan dikalangan remaja yang ditimbulkan karena menggunakan media sosial adalah sebesar 22% berbanding 15% di kalangan dewasa.
3.
Etika-etika
dalam media sosial
· Hindari informasi tidak penting
· Hindari informasi tidak penting
Setiap orang melakukan Informasi setiap kali
sedang atau telah melakukan sesuatu, bahkan mencurahkan isi hatinya. Hal-hal tersebut terkadang tidak
disukai banyak orang. Alasan utamanya ialah tidak semua orang ingin tahu urusan
pribadi.
·
Jangan Berkata Kasar
Terkadang media sosial
jadi tempat kita menumpahkan kekesalan. Jaga ucapan/ketikan yang menjerumus ke
tindak kejahatan atau tulisan yang tidak pantas di publish.
·
Tidak Memiliki Konten Yang Mengandung Unsur
Pornografi.
Jangan
mengupload data yang mengandung pornografi.
4.
Macam-macam contoh kasus di sosial media
- Penipuan di
facebook.
- Banyak yang menjadi
korban penculikan dan penipuan lewat faceboo,twitter dan
jejaring sosial lainnya
-
Beredarnya konten yang memiliki unsur SARA.
- Pembobolan akun
jejaring sosial.
- Mengunggah video maupun
foto yang mengandung usur pornografi ke jejaring
sosial
5.
Peran pemerintah dalam era
keterbukaan informasi
Pelaksanaan UU
No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), khususnya pasal
13 tentang kewajiban Badan Publik menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID). Dalam era keterbukaan informasi seperti sekarang ini,
keberadaan PPID sangat penting dan diperlukan oleh Badan Publik, karena PPID
yang bertanggungjawab dalam penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian, dan
pengamanan informasi serta memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat
yang membutuhkan.
Referensi
1. ^ Kaplan,
Andreas M.; Michael Haenlein (2010) "Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons
53(1): 59–68.
2. ^ Kaplan,
Andreas M.; Michael Haenlein (2010) "Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons
53(1): 59–68.
5. ^ Grant,
August E & Meadows, Jennifer H. (eds.) (2010).Communication Technology
Update and Fundamental.12th Edition.Boston: Focal Press
6. ^ Kietzmann,
Jan H. (2011). "Social media? Get
serious! Understanding the functional building blocks of social media". Business
Horizons 54 (3): 241–251. doi:10.1016/j.bushor.2011.01.005. ISSN 0007-6813. Diakses pada 23 Agustus 2011.
